Bank Infrastruktur, "apakah menjadi kenyataan?"
“Sehebat hebatnya tupai melompat, akhirnya akan jatuh juga”, pribahasa sekedar ngingetin aja sih ,
akhir akhir ini IHSG terus melompat lompat sambil menembus rekor rekor
tertingginya, pada penutupan kemarin, IHSG berada di 5400 an baru
naik 3% an aja sih sejak awal
tahun, penyebab fundamentalnya sih dari baiknya kinerja 4 Big caps perbankan
yang mencetak kinerja sangat memuaskan, BBRI 14 %, BMRI 9,2 %, BBCA 11,5 % dan
BBNI 19,5 % .
Menurut saya sih Mungkin hanya itu faktor fundamental yang
mendorong kenaikan kinerja harga IHSG, selebihnya merupakan tiupan gelembung
dari berbagai pihak, salah satunya Pemerintah, akhirnya jadi juga rencana
pemerintah yang melakukan penambahan modal terhadap BUMN karya.
Yang sangat disayangkan adalah suntikan modal kepada BUMN
konstruksi yang sudah Gelembungnya sangat besar. Sebenarnya tidak salah
Pemerintah melakukan suntikan modal terhadap BUMN yang di proyeksikan akan
menjadi tulang punggung pembangunan infrastruktur, tetapi kesalahannya adalah
strategi yang membabi buta, tanpa memilih alternatif yang terbaik terlebih
dahulu.
Kemaren sempat ada wacana untuk membangun bank
Infrastruktur, seharusnya itu aja yang di jalankan, tidak perlu memberikan
suntikan moda dengan gelembung. Total dana PMN yang disuntikkan kepada BUMN
Karya adalah PT Waskita Karya Tbk Rp3,5 triliun dan PT Adhi Karya Tbk Rp1,4
triliun Triliyun serta BUMN Hutama Karya 3,6 triliun, Coba kita main hitung
hitungan saja, Bank BNI saja ( bank posisi 4 terbesar) Modal intinya 42 T,
tentu dengan dana suntikan BUMN karya tersebut saja sudah mencukupi modal inti
sekitar 20%, dengan digabungkannya SNI dan PIP ,tentu bank Infrastruktur yang
akan terbentuk akan semakin kuat. Serta sokongan dana jangka panjang dari Taspen, BPJS, Dirjen Penyelenggaraan haji
Kementerian Agama dan LPDB, dengan target dana yang bias di himpun kisaran 400
T, tentu Bank Infrastruktur ini akan menjadi kekuatan Perbankan Baru tanah air
yang patut untuk diperhitungkan. Dengan naungan Holding BUMN, kebijakan itu
sebenarnya tidak sulit untuk direalisasikan, karena BUMN memang seharusnya
saling mendukung, tetapi apakah akan terealisasi?. Haha. . . gak tau juga sih.
Wacana yang muncul mengenai merger BMRI dan BBNI memang
pilihan yang tepat, karena menurut saya, BBNI merupakan bank yang tidak
memiliki keunggulan kompetitif yang jelas, tidak seperti koleganya, BMRI
(kredit Korporasi), dan BBRI (kredit UMKM), bahkan BBCA (kredit Konsumsi) serta
BBTN (kredit Perumahan). Dengan mergernya BBNI dan BMRI, akan memperkuat
permodalan BMRI sendiri, dan unit unit yang dimiliki BBNI yang dirasa kurang
efektif atau berdekatan dengan unit BMRI bisa
saja dijual ke bank Infrastruktur yang akan dibangun pemerintah, dan
Bendera BBNI akan melebur menjadi BMRI secara
utuh.
ngarul ngidul saya, , ,
Haha. . . (Kalo saya jadi menteri
BUMN).
Kembali ke Kinerja IHSG yang terus terbang, sepertinya akan
tetap terus terbang, karena suntikan modal BUMN melalui Right Issue akan
dilaksanakan dalam waktu dekat, dan menurut saya yang akan menghentikan
terbangnya IHSG adalah hanya Kenaikan suku bunga FED, Sambil menunggu suku
bunga FED, ya bawa tidur tiduran aja dulu. . .
Tabung di Saham,
"untuk masa depan yang lebih baik"
*Analisis Pribadi penulis,
*Data dan Gambar www.idx.co.id
0 Comments